meta content='RSUAiYZeYzHoMjorFS-JraC_gKDrCrzHGV0IrYVVzSI' name='google-site-verification'/> peranan walisongo dan metode dakwahnya di tanah jawa part 9 - Kampus Kito

peranan walisongo dan metode dakwahnya di tanah jawa part 9

assalamualaikum wr.wbselamat datang di kampus kito disini saya sebagai admin akan berbagi ilmu kepada kawan kawan semua yaitu tentang peranan walisongo dan metode walisongo dalam mendakwahkan islam di dalam pulau jawa


Sunan Gunung Jati

peranan walisongo dan metode dakwahnya di tanah jawa part 9


 

               Sunan Gunung Jati lahir dari keturunan darah yang sangat terhormat, baik dari jalur Ibu maupun dari jalur Bapaknya. Ibunya adalah putri dari raja Pajajaran dan Bapaknya adalah raja Mesir yang masih keturunan nabi Muhammad. Ia juga mempunyai hubungan darah yang dekat dengan para Walisongo. Di samping itu, Sunan Gunung Jati adalah manusia yang luar biasa. Ia lahir di Mekkah, diperkirakan pada tahun 1448M. Kelahirannya telah diramalkan oleh yang Gaib dan perkawinan ibunya disaksikan oleh keempat imam besar, Maliki, Hambali, Syafii, dan Hanafi.

Metode Dakwah


  Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
                Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan.

         Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah.
Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten.

                           Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat



oke sekian dari saya apabila kawan kawan ingin memberi saran atau komentar bisa komn di bawah atau hubungi kontak di bawah ini 

e-mail  : fkpproduction106@yahoo.com